I Made Wiryana adalah lulusan Universitas Indonesia Jurusan Fisika sekaligus juga lulus dari Universitas Gunadarma Jurusan Komputer. Dia melanjutkan ke program S2 yang masih berkaitan dengan ilmu komputer di Edith Cowan University, Australia. Tahun 1994, ia berhasil menuntaskan studi beasiswanya tersebut. Kembali ke Indonesia, ia mendesain kurikulum bagi program training Lembaga Pengembangan Komputer (LePKom) dan sempat mengembangkan WinBI, sistem operasi komputer berbahasa Indonesia.
I Made Wiryana juga seorang dosen, narasumber dan penulis bidang TIK. Salah satu bukunya berjudul From German With IT.
Setelah melakukan riset panjang selama 10 tahun, akhirnya I Made Wiryana merampungkan disertasinya yang berjudul “A Sustainable Development System Method with Applications” dan mengajukannya dalam sidang terbuka Doktor di Universitas Bielefeld, Jerman (23/7).
Topik yang dikembangkan salah satu tokoh Linux Indonesia ini melibatkan proyek-proyek nyata sesuai dengan setting Indonesia. Risetnya sendiri, papar Made, dimulai dari rasa penarasan yang melibatkan mengapa banyak proyek teknologi informasi dan teknologi (TIK) di Indonesia yang menemui kegagalan. Apakah kegagalan ini disebabkan suatu ketidaktepatan metodologi penelitian termasuk metodologi publikasi yang digunakan, atau suatu ketidaktepatan cara pandang dalam memecahkan masalah sistem di Indonesia, misalnya ketidak tepatan proses peniruan model yang dikembangkan di negara lain, atau juga karena ketidaktepatan dalam melakukan evaluasi baik atau buruknya suatu sistem?
“Pertanyaan-pertanyaan tersebut menghantarkan riset ini untuk mengembangkan pendekatan baru di dalam pengembangan sistem dengan mempertimbangkan sustainabilitas dari sistem, sehingga menelurkan pendekatan Sustainable System Development,” ujar Made.
Studi ini, lanjutnya, bersifat interdisiplin dan juga melibatkan pertimbangan model organisasi dan nilai-nilai lokal, termasuk kultur dan bahasa, misalnya dengan memanfaatkan inspirasi dari model organisasi tradisional Subak dan Dabawalla. Termasuk model interaksi dan komunikasi yang lebih umum digunakan untuk situasi kultur tertentu.
Proyek-proyek yang berkontribusi dalam pengembangan metode ini adalah berbagai proyek penerjemahan (localization), seperti Air Putih di Aceh, Eary Warning Information System dan situs Presiden RI. Riset yang mendapatkan nilai Summa Cumlaude ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada Indonesia secara luas, terutama dalam pengembangan bidang TIK di Indonesia. “Tentu saja disertasi ini bukan akhir dari perjalanan, tetapi merupakan awal upaya membuka pendekatan bidang baru yang masih sangat perlu digali lebih lanjut lagi,” kata Made yang setelah ini akan kembali mengabdikan dirinya di tanah air.
Artikel ini Dikutip dari : http://www.biskom.web.id/
0 komentar